Dalam bisnis konstruksi atau rental alat berat, excavator adalah aset penghasil pendapatan utama. Namun, banyak pengusaha hanya fokus pada harga beli dan harga sewa tanpa memahami struktur biaya yang sebenarnya. Mengetahui cara menghitung Owning & Operating Cost (O&O Cost) secara akurat adalah kunci untuk menetapkan harga yang kompetitif, membuat keputusan investasi yang cerdas, dan pada akhirnya, memaksimalkan profitabilitas.
Secara umum, total biaya kepemilikan excavator dibagi menjadi dua kategori besar:
1. Owning Costs (Biaya Kepemilikan)
Ini adalah biaya-biaya tetap yang harus Anda keluarkan terlepas dari apakah mesin tersebut bekerja atau tidak. Biaya ini seringkali terlupakan dalam perhitungan harian. Komponen utamanya adalah:
- Depresiasi: Ini adalah biaya terbesar. Cara menghitungnya adalah (Harga Beli Awal – Prediksi Harga Jual Kembali) dibagi dengan Estimasi Masa Pakai (dalam jam atau tahun).
- Bunga Modal/Cicilan: Jika pembelian dilakukan melalui pembiayaan (leasing), maka bunga yang dibayarkan adalah biaya kepemilikan.
- Asuransi dan Pajak: Biaya tahunan yang wajib dibayarkan untuk melindungi aset dan memenuhi kewajiban fiskal.
- Biaya Penyimpanan (Garasi): Biaya untuk menyimpan alat di tempat yang aman saat tidak digunakan.
2. Operating Costs (Biaya Operasional)
Ini adalah biaya variabel yang muncul hanya ketika mesin sedang dioperasikan. Semakin lama mesin bekerja, semakin tinggi biaya ini. Komponennya meliputi:
- Bahan Bakar (Fuel): Komponen biaya operasional terbesar. Dihitung dari konsumsi rata-rata per jam dikalikan dengan harga solar.
- Pelumas & Filter: Termasuk oli mesin, oli hidrolik, gemuk (grease), dan semua filter yang perlu diganti secara berkala.
- Perawatan Undercarriage/Ban: Komponen yang mengalami keausan tinggi dan membutuhkan biaya perbaikan atau penggantian yang signifikan.
- Biaya Perbaikan (Repair): Anggaran untuk perbaikan terjadwal maupun tak terduga. Biasanya diestimasikan sebagai persentase dari biaya depresiasi.
- Gaji Operator: Biaya untuk tenaga kerja terampil yang mengoperasikan alat.
Bagaimana Cara Menghitungnya?
Untuk mendapatkan biaya per jam, Anda bisa menggunakan formula sederhana:
Total Biaya per Jam = (Total Biaya Kepemilikan per Tahun / Total Jam Kerja per Tahun) + Total Biaya Operasional per Jam
Dengan mengetahui angka ini, Anda memiliki dasar yang kuat untuk menentukan harga sewa minimal agar tidak merugi. Anda bisa menambahkan margin keuntungan yang wajar di atas angka tersebut untuk mendapatkan harga sewa ideal.
Memahami O&O Cost secara mendalam akan mengubah cara Anda memandang alat berat—bukan lagi sekadar aset fisik, melainkan sebuah pusat laba yang bisa dioptimalkan. Memilih unit dengan biaya operasional rendah, seperti konsumsi bahan bakar yang irit dan interval perawatan yang panjang, adalah langkah awal yang cerdas untuk memastikan profitabilitas jangka panjang bisnis Anda.